TUGAS BESAR TIF 203 –MANAJEMEN INFORMASI
DAN
TEKNOLOGI INFORMASI
ANALISA PENGEMBANGAN SISTEM
INFORMASI DISTRIBUSI LISTRIK
PT.PLN (PERSERO)
CABANG
PEMBANGKIT BELAWAN
OLEH:
KELOMPOK X
DEPARTEMEN TEKNIK PERANGKAT LUNAK
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2008
KATA PENGANTAR
Rasa puji dan syukur yang dalam kami sampaikan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan kemurahanNya sehingga TUGAS BESAR TIF-203 MANAJEMEN INFORMASI DAN TEKNOLOGI INFORMASI ini dapat kami selesaikan dengan baik sesuai yang diharapkan kita bersama.Dalam tugas besar ini kami menganalisa pengembangan system teknologi informasi di perusahaan PT.PLN (Persero) bagian pembangkit belawan yaitu gardu induk.Gardu induk ini menggunakan system pengembnagan teknologi informasi yang bertaraf internasional dan canggih.Dimana pada penelitian kelompok kami memfokuskan pada bagian computer yang digunakan dan cara system kerjanya pada waktu listrik dihidupkan setiap hari,Penerapan teknologi informasi di Gardu induk PLN cabang belawan ditangani oleh para ahli di bidang computer dan pemrograman pada bagian computer yang di dalamnya daftar seluruh jaringan sesumatera utara,dan pembahian struktur kerja yang terkonsep secara baik. Tidak lupa juga kami menyampaikan rasa terima kasih kami kepada Bapak Dosen Muhammad Safri Lubis ,ST,M.com sebagai pembingbing dan pemandu dalam pembuatan dan pengerjaan tugas besar ini sampai selesai.Kepada orang tua kami yang telah memberi support dan semangat kepada kami sebagai anak dalam penyelesaian tugas besar tif -203,kepada kawan-kawan semua yang ada di TPL atas kerjasamanya dalam memberikan masukan-masukan dan arahan-arahan yang bermanfaat besar dalam pembuatan tugas besar ini.
Akhir kata kami dari kelompok (X) menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan tugas besar ini baik secara langsung dan tidak langsung,semoga Tuhan membalas kebaikan anda.Apabila ada penulisan kata yang salah dalam laporan tugas besar ini ,saya sebagai ketua kelompok (X) vasko edo gultom
Meminta maaf yang sebesar-besarnya.Kami juga menantikan dan menerima kritikan yang dapat memperbaiki dan mampu mengembangkan kedepan isi dari laporan laporan tugas besar ini.
Ketua kelompok,
Vasko Edo Gultom
NAMA NIM TANDA TANGAN
1.VASKO EDO GULTOM 071402009
2.RAJA PRANANTA 071402033
3.R.M IRVAN RIDHO 071402050
4.R.M KHALIL PRASETYO 071402047
5.RUDOLF ALEXANDRO 071402027
6.ABDUL MUTHALIB 071402056
SEKILAS PT. PLN (PERSERO)
Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik untuk keperluan sendiri. Pengusahaan
tenaga listrik tersebut berkembang menjadi untuk kepentingan umum, diawali dengan
perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM yang memperluas usahanya dari hanya di bidang
gas ke bidang tenaga listrik. Selama Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik
tersebut dikuasai oleh Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan
September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada tanggal 27
Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas, dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.
Tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas.
Tanggal 1 Januari 1965, BPU-PLN dibubarkan dan dibentuk 2 perusahaan negara yaitu
Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang mengelola tenaga listrik dan Perusahaan Gas Negara
(PGN) yang mengelola gas. Saat itu kapasitas pembangkit tenaga listrik PLN sebesar 300 MW.
Tahun 1972, Pemerintah Indonesia menetapkan status Perusahaan Listrik Negara sebagai
Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN). Tahun 1990 melalui Peraturan Pemerintah No. 17,
PLN ditetapkan sebagai pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan.
Tahun 1992, pemerintah memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak
dalam bisnis penyediaan tenaga listrik. Sejalan dengan kebijakan di atas, pada bulan Juni 1994
status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Visi dan Misi PLN:
Dalam menunjang aktifitasnya, PLN sebagai perusahaan penyedia jasa layanan kepada
public mempunyai visi dan misi sendiri. Visi PLN adalah Diakui sebagai Perusahaan Kelas
Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Dan misi PLN adalah:
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan
pelanggan, anggota perusahaan, dan pemegang saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan
masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Sedangkan untuk motto, PLN mempunyai motto: “Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik”.
Dengan adanya perusahaan besar PLN sebagi perusahaan Negara yang terkait dengan BUMN sebagai milik Negara,terdiri dari berbagai cabang di Indonesia .Salah satu yang kelompok kami teliti adalah pembangkit cabang belawan wilayah SUMUT II terkait dengan tugas besar yang didalamnya ada penelitian tugas besar yaitu,analisa pengembangan teknologi informasi pada sebuah perusahaan .pada kesempatan ini kelolmpok 10 meneliti pada perusahaan PLN di bagian pembangkit cabang belawan yaitu penerapan teknologi di gardu induk pada system distribusi aliran arus listrik yang dihasilkan oleh mesin pada gardu induk dan dialirkan ke seluruh wilayah sumatera utara.baik tingkat kota,kabupaten,kecamatan dan desa.
BAB.1
PENDAHULUAN
Sistem terdistribusi atau juga sering disebut sebagai jaringan distribusi aliran arus listrik dari gardu induk ke seluruh pelosok aliran jaringan yang sudah teraliri arus listrik di sumut.Sistem ini meliputi berbagai kajian seperti Saat ini, sistem distribusi yang digunakan oleh PLN adalah sistem sentralisasi. Sistem ini menekankan pada penggunaan pembangkit listrik terpusat dan berskala besar. Tapi, apakah sistem tersebut efisien dan solutif dalam menangani masalah distribusi dan penyediaan energi listrik?
Sistem pembangkit listrik yang bersifat tersentralisasi ternyata dapat membawa dampak buruk dalam distribusi listrik di Indonesia. Dampak buruk yang pertama adalah banyaknya wilayah pedesaan di Indonesia yang tidak dapat menikmati listrik. Hal tersebut disebabkan oleh letak dan faktor geologis pedesaan yang buruk dan sulit dicapai oleh jaringan listrik yang pembangkitnya berada jauh dari pedesaan.
Selain itu sistem yang tersentralisasi pun menyebabkan terjadinya penyusutan tenaga listrik. Dari tahun ke tahun PLN terus berusaha meningkatkan efisiensi distribusi listrik, namun tetap saja susut tenaga yang hilang karena sistem yang tersentralisasi tetap dibilang besar (Presentase Penyusutan Tenaga Listrik ,Sumber Dirjen Pembangkit Listik dan Energi). Penyusutan tenaga listrik ini pun menjadi salah satu penyebab terjadinya krisis energi listrik di beberapa daerah. Walaupun kemampuan pembangkit listrik berada di atas kebutuhan listrik di daerah tersebut, namun karena adanya penyusutan tenaga listrik, tenaga listrik yang terealisasikan jauh di bawah kemampuan pembangkit listrik itu dan lebih kecil dari besar tenaga yang dibutuhkan.
Masalah listrik lain yang sering terjadi adalah padamnya aliran listrik dan tidak stabilnya tegangan listrik. Padamnya aliran listrik biasanya terjadi pada masa beban puncak. Hal tersebut terjadi karena banyaknya pemakaian listrik. Penyedia energi listrik (PLN) tidak mampu mencukupi kebutuhan listrik masyarakat karena tidak ada pasokan sumber energi yang cukup. Untuk mengatasi hal ini dilakukanlah pemadaman secara sengaja agar tidak terjadi kerusakan pada penyalur listrik. Karena di Indonesia pendistribusian listrik menggunakan sistem sentralisasi, maka apabila dilakukan pemadaman pada gardu listrik, seluruh wilayah yang bergantung pada gardu tersebut akan mengalami black out.
Meninjau masalah di atas, sangatlah diperlukan suatu sistem baru yang dapat menyokong penyediaan energi listrik saat ini. Suatu sistem yang dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air. Itulah sistem desentralisasi listrik. Sistem ini menggunakan pembangkit listrik berskala kecil yang terdesentralisasi (tersebar) di seluruh daerah rawan listrik dan membutuhkan pasokan listrik yang besar.
Kelebihan sistem desentralisasi dibandingkan sentralisasi pembangkit tenaga listrik adalah sebagai berikut :
o Jaringan transmisi listrik mengacu pada satu kawasan tertentu.
Berbeda dengan sistem yang umum sekarang, yaitu sentralisasi, dimana satu pembangkit listrik dengan skala besar menyuplai listrik ke daerah-daerah yang jauh dengan jaringan transmisi tersebar. Sistem desentralisasi ini terdiri dari pembangkit listrik yang dibangun di dekat atau di tempat yang membutuhkan listrik, misalnya rumah sakit, perumahan, dan pusat pertokoan.
o Pengelolaan distribusi listrik lebih mudah.
Jangkauan listrik yang kecil akan memudahkan pengelolaan sistem distribusi listrik. Aliran listrik dapat terkendalikan dengan optimal sehingga bila terjadi gangguan listrik dapat dengan cepat ditangani. Kasus padam listrik pun akhirnya dapat dicegah.
o Memiliki penyusutan daya listrik yang lebih kecil dan efisiensi energi yang lebih besar
Penyusutan daya listrik dapat terjadi akibat luasnya jangkauan transmisi listrik disertai dengan gangguan sistem distribusi, misalkan putusnya kabel listrik pada daerah tertentu. Hal itu akan membuat listrik terbuang dengan sia-sia tanpa dimanfaatkan. Karena sistem ini memiliki jangkauan aliran listrik yang kecil maka penyusutan daya dapat dikurangi sehingga efisiensi energi pun akan besar.
Sebenarnya sistem desentralisasi sudah di kaji sejak sekian lama. Tapi mengapa pihak PLN belum merealisasikannya atau mempublikasikan kepada masyarakat?! Penerapan sistem desentralisasi listrik hendaknya mendapat perhatian dari pihak pemerintah karena listrik menyangkut hajat hidup orang banyak dan sangat urgen peranannya dalam membantu proses aktivitas masyarakat.
PLN hendaknya melakukan pengkajian mengenai sistem dsentralisasi listrik ini dan melakukan kerja sama dengan pihak swasta dan akademisi untuk mengkaji mengenai realisasi sistem ini di Indonesia. Apalagi beberapa tahun lalu telah ditemukan pembangkit listrik skala kecil yang dapat mendukung upaya desentralisasi listrik. Alat itu bernama turbin gas mikro.
Turbin gas mikro cangat cocok digunakan sebagai teknologi penunjang desentralisasi pembangkit tenaga listrik. Hal yang mendasari hal tersebut diantaranya :
1. Turbin gas mikro merupakan pembangkit listrik skala kecil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik suatu kawasan perumahan, pusat pertokoan, pabrik, atau rumah sakit
1. Turbin gas mikro ini dapat diletakkan di luar bangunan dan dalam pengoperasiannya dirancang khusus untuk maintenance free, sehingga dapat menekan biaya perawatan.
2. Emisi gas NOx yang dihasilkan sangat rendah (dibawah 9 ppm). Sehingga tak akan merusak lingkungan.
3. Keluaran gas bakar dari turbin masih mempunyai mempunyai suhu sekitar 250oC. Panas ini masih dapat dimanfaatkan untuk memanaskan air atau heater. Sehingga dengan pemanfaatan panas gas buangan ini, sistem Turbin gas mikro dapat dimanfaatkan sebagai sistem cogeneration.
5. Mempunyai daya dan efisiensi listrik yang lebih tinggi dibanding turbin mesin dan mesin diesel.
6. Berbentuk lebih kompak dengan ukuran tinggi 1,9 m, lebar 0,7 m dan 1,35 m, dan berat hanya 500 kg sehingga dalam penyimpanannya hanya membutuhkan area yang kecil.
7. Kemudahan dalam operasional.
Menurut sepengetahuan penulis di Indonesia sendiri pemanfaatan Turbin gas mikro masih terbatas dan pengembangan pemanfaatan Turbin gas mikro ini mengalami kendala antara lain kemungkinan akan mahalnya pengadaan infra struktur jaringan pipa LNG, serta masih mahalnya fasilitas pengadaan komponen Turbin gas mikro sebagai pembangkit listrik yang dapat menggantikan mesin diesel. Tetapi dengan ditemukannya pemakaian bahan bakar alternatif untuk Turbin gas mikro yaitu minyak tanah, pemanfaatan Turbin gas mikro dapat dikembangkan lebih lanjut. Kondisi tersebut membuat Turbin gas mikro mempunyai prospek yang cerah dan berpotensi sebagai pembangkit tenaga listrik yang independent.sistem sentralisasi dapat kami ketahui dari seorang karyawan pln pembangkit pln bagian mesin di gardu induk,tampak pada gambar berikut
Kesimpulan
Sistem pembangkit tenaga listrik dengan menggunakan metode sentralisasi tak cukup dalam menangani krisis energi listrik yang terjadi di Indonesia. Sistem tersebut memiliki kekurangan dalam hal distribusi atau transmisi listrik sehingga menyebabkan efisiensi energi listrik yang kurang optimal untuk memenuhi kebutuhan listrik. Hal tersebut menimbulkan krisis listrik di berbagai daerah.
Penggunaan sistem desentralisasi dengan menggunakan turbin gas mikro merupakan solusi yang tepat dalam menangani krisis energi listrik. Hal itu disebabkan sistem ini memiliki jaringan transmisi listrik yang mengacu pada satu kawasan tertentu, pengelolaan distribusi listrik lebih mudah, daya susut lebih kecil, dan efisiensi energi lebih besar dibanding sistem sentralisasi.
Penerapan sistem desentralisai listrik dan teknologi turbin gas mikro sebagai penyokongnya, perlu mendapat dukungan dari segi biaya produksi, pengadaan alat, sosialisasi, dan peraturan perundangan yang mengatur penerapan teknologi ini. Tentunya hal ini dapat terlaksana jika semua pihak yang terkait (pemerintah, pengusaha, dan akademisi) bekerja sama dan bersungguh-sungguh dalam merealisasikannya. (Aep Saepudin ka.bagian energi) .
Pada bagian isi akan dibahas lebih dalam lagi mengenai analisa teknologi yang digunakan di pembangkit ’Gardu Induk’ di belawan.masalah utama yang ditonjolkan adalah pada sistem distribusi aliran arus listrik pada pln cabang belawan bagian komputasi jaringan online secara langsung ,terdeteksi gangguan yang bermasalah di dalam komputer.dengan mengamati secara langsung software-software yang digunakan oleh lembaga pln tersebut dalam penerapan tingkat lanjut dalam pengembangan teknologi informasi di pln bagian pembangkit ”gardu Induk” di belawan.
Pemakaian teknologi pada komputer pada pemantauan dari komputer sistem jaringan distribusi arus listrik yang dialirkan dari gardu induk PLTGU belawan ke wilayah sumatera utara tampak pada gambar conotohnya:
Seluruh sistem pengembangan ataupun penggunaan pada komputer tersebut menggunakan software khusus,sangat membantu sekali dalam pemantauan alirandistribusi arus listrik yang dialirkan dari Gardu Induk ke seluruh rumah ,kantor,hotel,dan bangunan lainya setiap hari uang pemakaianya tidak akan pernah berhenti lagi karena merupakan kebutuhan vital masyarakat sekarang .
Bab 1.
Pengenalan Sistem Terdistribusi Pada PT.PLN (Persero) Wilayah II sumut Bagian Pembangkit “Gardu Induk” Belawan
1.1. Definisi Sitem Terdistribusi (system pelaksanaan teknologi informasi)
Sistem distribusi adalah sebuah sistem yang komponennya berada pada jaringan komputer. Komponen tersebut saling berkomunikasi dan melakukan koordinasi hanya dengan pengiriman pesan (message passing).
Sistem terdistribusi merupakan kebalikan dari Sistem Operasi Prosesor Jamak. Pada sistem tersebut, setiap prosesor memiliki memori lokal tersendiri. Kumpulan prosesornya saling berinteraksi melalui saluran komunikasi seperti LAN dan WAN menggunakan protokol standar seperti TCP/IP. Karena saling berkomunikasi, kumpulan prosesor tersebut mampu saling berbagi beban kerja, data, serta sumber daya lainnya.
Sistem terdistribusi dapat dikatakan sebagai suatu keberadaan beberapa komputer yang bersifat transparan dan secara normal, setiap sistem terdistribusi mengandalkan layanan yang disediakan oleh jaringan komputer.
Dalam penggunaanya sistem terdistribusi sangat diperlukan karena:
1. Performance
Sekumpulan prosesor dapat menyediakan kinerja yang lebih tinggi daripada komputer yang terpusat
2. Distribution
Banyak aplikasi yang terlibat, sehingga lebih baik jika dipisah dalam mesin yang berbeda (contoh: aplikasi perbankan, komersial)
3.
Reliability
Jika terjadi kerusakan pada salah satu mesin, tidak akan mempengaruhi kinerja system secara keseluruhan
4. Incremental Growth
Mesin baru dapat ditambahkan jika kebutuhan proses meningkat
Sharing Data/Resource
Resource adalah:
– Segala hal yang dapat digunakan bersama dalam jaringan komputer.
– Meliputi hardware (e.g. disk, printer, scanner), juga software (berkas, basis data, obyek data).
5. Communication
Menyediakan fasilitas komunikasi antar manusia
Beberapa contoh dari sistem terdistribusi yaitu :
1. Internet, merupakan suatu bentuk jaringan global yang menghubungkan komputer denga satu sama lainnya, yang dapat berkomunikasi dengan media IP sebagai protokol.
Pengenalan Sistem Terdistribusi Hal. 1
Sistem Terdistribusi
2. Intranet
● Jaringan yang teradministrasi secara lokal
● Biasanya proprietary
● Terhubung ke internet (melalui firewall)
● Menyediakan layanan internal dan eksternal
3. Sistem terdistribusi multimedia
Biasanya digunakan pada infrastruktur internet
Karakteristik
Sumber data yang heterogen dan memerlukan sinkronisasi secara real time
Video, audio, text Multicast
Contoh:
– Teleteaching tools (mbone-based, etc.)
– Video-conferencing
– Video and audio on demand
4. Mobile dan sistem komputasi ubiquitous
Sistem telepon Cellular (e.g., GSM)
Resources dishare : frekuensi radio, waktu transmisi dalam satu frekuensi, bergerak
Pengenalan Sistem Terdistribusi Hal. 2
Sistem Terdistribusi
Komputer laptop, ubiquitous computing
Handheld devices, PDA, etc
5. World wide web
Arsitektur client/server tebuka yang diterapkan di atas infrastruktur internet
Shared resources (melalui URL)
6. Contoh distribusi yang lainnya seperti
Sistem telepon seperti ISDN, PSTN
Manajemen jaringan seperti Administrasi sesumber jaringan
Network File System (NFS) seperti Arsitektur untuk mengakses sistem file melalui jaringan.
1.2. Karakteristik Sistem Terdistribusi
Dalam system terdistribusi terdapat beberapa karakteristik yaitu :
1. No global clock
– Terdapat batasan pada ketepatan proses sinkronisasi clock pada sistem terdistribusi, oleh karena asynchronous message passing
– Pada sistem terdistribusi, tidak ada satu proses tunggal yang mengetahui global state sistem saat ini (disebabkan oleh concurrency dan message passing)
Pengenalan Sistem Terdistribusi Hal. 3
Sistem Terdistribusi
2. Independent failure
– Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui
– Proses tunggal mungkin tidak peduli pada kegagalan sistem keseluruhan
3. Concurrency of components
– E.g. Beberapa pemakai browser mengakses suatu halaman web secara bersamaan.
– Bagaimana jika ada operasi update?
1.3. Model Sistem Terdistribusi
Dalam pelaksanaannya sistem terdistribusi memiliki berbagai bentuk (model), yaitu :
1. Sistem client – server
Merupakan bagian dari model sistem terdistribusi yang membagi jaringan berdasarkan pemberi dan penerima jasa layanan. Pada sebuah jaringan akan didapatkan: file server, time server, directory server, printer server, dan seterusnya.
2. Sistem point to point
Merupakan bagian dari model sistem terdistribusi dimana sistem dapat sekaligus berfungsi sebagai client maupun server.
3. Sistem terkluster
Adalah gabungan dari beberapa sistem individual (komputer) yang dikumpulkan pada suatu lokasi, saling berbagi tempat penyimpanan data (storage), dan saling terhubung dalam jaringan lokal (Local Area Network). Sistem kluster memiliki persamaan dengan sistem paralel dalam hal menggabungkan beberapa CPU untuk meningkatkan kinerja komputasi. Jika salah satu mesin mengalami masalah dalam menjalankan tugas maka mesin lain dapat mengambil alih pelaksanaan tugas itu. Dengan demikian, sistem akan lebih handal dan fault tolerant dalam melakukan komputasi.
Pengenalan Sistem Terdistribusi Hal. 4
Sistem Terdistribusi
Dalam hal jaringan, sistem kluster mirip dengan sistem terdistribusi (distributed system). Bedanya, jika jaringan pada sistem terdistribusi melingkupi komputer-komputer yang lokasinya tersebar maka jaringan pada sistem kluster menghubungkan banyak komputer yang dikumpulkan dalam satu tempat.
1.4. Permasalahan Sistem Terdistribusi
Masalah dengan sistem terdistribusi yang dapat dimunculkan antara lain berkaitan dengan :
Software – bagaimana merancang dan mengatur software dalam Distribusi Sistem
Ketergantungan pada infrastruktur jaringan
Kemudahan akses ke data yang di share, memunculkan masalah keamanan
Dalam setiap penggunaan suatu sistem, banyak sekali ditemui permasalahan – permasalahan yang muncul, begitu juga dengan sistem terdistribusi. Selain permasalahan – permasalahan yang akan dihadapi terdapat tantangan – tantangan dalam sistem terdistribusi.
1.5. Tantangan Sistem Terdistribusi
Tantangan yang ada dalam Sistem Terdistribusi yaitu :
1. Keheterogenan komponen (heterogenity)
2. Keterbukaan (openness)
3. Keamanan (security)
4. Scalability
5. Penanganan kegagalan (failure handling)
6. Concurrency of components
7. Transparansi
1. Keheterogenan
Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai network, operation system, hardware dan programming language yang berbeda.
IP dapat digunakan utk mengatasi perbedaan jaringan.
Middleware mengatasi perbedaan lainnya.
2. Keterbukaan
Mendukung extensibility.
Setiap komponen memiliki antarmuka (interface), yg di-publish ke komponen lain.
Perlu integrasi berbagai komponen yg dibuat oleh programmer atau vendor yg berbeda.
3. Keamanan
Shared resources & transmisi informasi rahasia perlu dilengkapi dengan enkripsi.
Cegah denial of service.
Pengenalan Sistem Terdistribusi Hal. 5
Sistem Terdistribusi
4. Scalability
Penambahan pemakai membutuhkan penambahan resource yg konstan.
Cegah bottleneck.
Jika perlu, gunakan replikasi.
5. Penanganan Kegagalan
Setiap proses (komputer atau jaringan) dapat mengalami kegagalan secara independen.
Komponen lain harus tetap berjalan dgn baik.
E.g. failed branch in a distributed banking system.
6. Concurrency
Multiple users with concurrent requests to a shared resources.
Setiap resource hrs aman di lingkungan tersebut di atas.
7. Transparansi
Transparan: bagi pemakai, keberadaan beberapa komponen tampak sebagai satu sistem saja.
Access transparency:
Local & remote resources dapat diakses dengan operasi yg sama.
Location transparency:
– Resource dapat diakses tanpa tahu di mana lokasinya.
– Bagaimana pendapat Anda mengenai hyperlink & URL?
Concurrency transparency:
– Beberapa proses dapat sama-sama menggunakan suatu resource tanpa saling interferensi.
– Bagaimana jika beberapa pemakai secara bersamaan akan mengubah suatu berkas?
Replication transparency:
Pemakai maupun pemrogram aplikasi tidak perlu mengetahui adanya replikasi resource, yg dapat meningkatkan kehandalan dan unjuk kerja.
Failure transparency:
Pemakai dan pemrogram aplikasi dapat menyelesaikan tugasnya walaupun ada kegagalan hardware atau software.
Mobility transparency:
Resource dan klien dapat berpindah tanpa mempengaruhi operasi pemakai atau program.
Performance transparency:
Sistem dapat dikonfigurasi ulang untuk meningkatkan unjuk kerja, sejalan dengan perubahan beban sistem.
Scaling transparency:
Sistem dan aplikasi mudah bertambah luas tanpa perubahan struktur sistem dan algoritma aplikasi.
Inilah bentuk dari system pengembangan teknologi yang pln pembangkit :gardu induk “belawan
Yang akan diterapkan secara langsung dan sudah dimulai dari sejak tahun 1987 ,dengan mengikuti perkembangan alat –alat teknologi canggih yang berkembang dan diperkenalkan kepada dunia.Dengan menambah aplikasi pada instalasi Gardu Induk seperti pembangunan tower dengan tujuan pengaksesan aliran distribusi arus listrik ke seluruh wilayah sumatera utara bagian dari kota sampai ke tingkat kabupaten,kecamatan,desa.Aliran distribusi listrik dari gardfu induk perlu pemantauan yang cukup butuh perhatian serius dalam mengetahui ada kerusakan ,gangguan ,atau bahkan pencurian arus secara illegal.hal tersebut akan sangat mudah diketahui melalui system computer distribusi dengan software khusus yang digunakan,seperti contoh di bawah ini:
Gbr.1.2
Tampak salah satu petugas pln dengan sip pagi,memantau pada computer aliran distribusi listrik secara teliiti,apakah ada gangguan pada mesin atau pada aliran di tempat lain pada jangkuan aliran arus listrik.tugas pegawai tersebut adalah memantau keberadaan mesin yang lagi d inyalakan pada posisi on setiap hari,klau terdapat gangguan pada salah satu aliran distribusi arus listrik ,ataupun pada gardu induk tredapat gangguan ,pegawai akan melaporkan kejadian itu kepada kepala gardu induk bagian teknisi agar segera diketahui masalah yang terjadi pada bagian mana yang rusak.sistem aliran distribusi aliran arus listrik pada “Gardu induk” belawan adalah tampak pada gambar dibawah ini
Gbr1.3
Pada system jaringan aliran arus listrik di pembangkit belawan ini dikembangkan secara seefisien mungkin yang terhubung dengan teknologi informasi pada jaringan computer yang khusus memantau aliran arus listrik yang sercara langsung terdistribusi secara efisien dan lancer
Kinerja system informasi pada PLN bagian pembangkit belawan pada gardu induk terkait dengan penerapan pengembangan system informasi online,yang mencakup kecepatan mengetahui bagian mana yang rusak atau yang mana tidak lancar .ada beberapa bagian alur dari distribusi arus listrik pada pambangkit belawan seperti diatas tersebut.
Perangkat teknologi informasi pada pembangkit “gardu induk” belawan mengadaptasi cara “APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI (SIGO) PT. PLN (PERSERO) “
APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS – JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI (SIGO), merupakan aplikasi yang dibangun dengan teknologi Sistem Informasi Geografis yang dapat menvisualisasikan kondisi asset-asset dari semua obyek kelistrikan, meliputi asset-asset jaringan distribusi yang antara lain : Gardu Induk, Penyulang, Sambungan Tegangan Tinggi, Sambungan Tegangan Rendah, Gardu Distribusi dan Sambungan Rumah dan lain-lain, semua informasi yang didapat disesuaikan dengan kebutuhan dalam rangka pembangunan dan implementasi infrastruktur ketenaga listrikan. APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS – JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI (SIGO), dipergunakan juga untuk memonitoring hasil survey asset kelistrikan, menyimpan, memanipulasi dan menganalisa informasi geografis dimana didalamnya terdapat informasi mengenai komponen geografis/data spatial dan database textual yang merupakan asset utama yang dimiliki PT. PLN (Persero). Dengan basis RDBMS dan berpola pada Sistem Informasi Geografis atau Geographical Information System (GIS) menawarkan suatu sistem yang mengintegrasikan data yang bersifat keruangan (spasial/geografis) dengan data textual yang merupakan deskripsi menyeluruh tentang obyek dan keterkaitannya dengan obyek lain. Feature-feature yang terdapat pada aplikasi ini, antara lain : Pelayanan Pelanggan – Pelayanan Pasang Baru – Pelayanan Rubah Daya Pelayanan Gangguan – Pelayanan Gangguan Pelanggan – Saidi-Saifi Tingkat Mutu Pelayanan – Sistem Layanan Kelistrikan – Daftar TMP Rekondisi Gardu Distribusi – Mutasi Gardu Distribusi – Kondisi Gardu Distribusi Susut Jaringan kelistrikan – Susut Gardu Distribusi – Susut Penyulang Tracing Obyek Kelistrikan – Tracing Downstream Arus Listrik – Tracing UpStream Arus Listrik Simulasi KetenagaListrikan, Perencanaan Jaringan Kelistrikan, Monitoring, Analisis, Intergration CMS, Data Center, Distribution Management System, ext. APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS – JARINGAN LISTRIK DISTRIBUSI (SIGO) Dengan sistem ini data dapat dikelola,dan dilakukan manipulasi untuk keperluan analisis secara komprehensif dan sekaligus menampilkan hasilnya dalam berbagai format baik berupa peta maupun berupa tabel atau report. Software : – Esri Product : ArcGIS91, ArcSDE91 – GE Smallworld Core Technology 4.0 – GE Smallworld IAS 4.0 (untuk menampilkan informasi asset diinternet dalam bentuk WEB GIS)
Contoh model WEB GIS ini adalah sebagai berikut :
Gbr1.4
Ada juga sistem client server yang digunakan dalam sistem distribusi pada listrik pembangkit belawan .
BAB.2
SISTEM INFORMASI SARANA DISTRIBUSI LISTRIK BERBASIS CLIENT-SERVER
Metoda pengembengan sistem menggunakan metoda waterfall. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi dokumen. Alat yang digunakan untuk menganalisis dan merancang sistem diantaranya flow map, diagram konteks, data flow diagram, dan diagram E-R.Untuk pembuatan aplikasi perangkat lunak digunakan Visual Basic 6.0, untuk database nya menggunakan SQL Server 2000, dan untuk pembuatan laporan- laporan menggunakan Crystal Report 8.5.
Sistem yang di bangun ini mampu menyajikan informasi distribusi listrik, informasi beban, dengan cepat, akurat, dan efisien. Dari informasi tersebut, diharapkan dapat diambil keputusan yang tepat dan menguntungkan bagi semua pihak yang membutuhkan informasi distribusi listrik.
Kata kunci : Waterfall, Visual Basic 6.0, SQL Server 2000
BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi begitu cepat dari waktu ke waktu. Hampir seluruh kegiatan dan kebutuhan manusia yang berhubungan dengan komunikasi data dan informasi dimuka bumi ini dapat diakomodir. Perangkat komputer yang merupakan salah satu alat bantu dalam pemanfaatan teknologi informasi bukan lagi merupakan barang asing atau barang mewah. Didalam sebuah organisasi yang menjalankan suatu sistem apapun bentuk organisasi tersebut, seluruh kegiatan yang ada memerlukan penanganan alat bantu berupa komputer.
PT. PLN persero adalah perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan listrik untuk publik. Banyaknya pelanggan yang menggunakan jasa PLN sehingga dibutuhkan suatu sistem untuk menangani data- data sarana distribusi listrik. Sistem ini harus mampu menangani kesulitan yang di hadapi oleh PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber, kesulitan itu antara lain masih banyak pekerjaan yang dilakukan berulang- ulang. Padahal pekerjaan tersebut sama atau cukup dilakukan satu kali. Lamban dalam pembuatan laporan- laporan yang berhubungn dengan sarana distribusi listrik. Perbedaan data induk di masing- masing bagian.
Untuk menangani masalah pengulangan kegiatan yang akan mengakibatkan terjadinya redudansi data atau duplikasi data, maka perlu dirancang suatu Sistem Informasi Sarana Distribusi yang dapat membantu kegiatan dari masing-masing bagian sehingga data yang diolah oleh satu bagian dapat dimanfaatkan oleh bagian lain. Dan terintegrasi satu sama lain dengan memanfaatkan jaringan komputer.
Sistem di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber yang ada pada saat ini yang menangani masalah distribusi listrik, semua dikerjakan manual dengan menggunakan Microsoft excel. Sehingga ketika ada ada perubahan data di satu bagian, maka bagian lain harus menyamakan perubahan data yang sama. Yang mengakibatkan perubahan data yang sama dilakukan berulang- ulang. Juga memperlambat kinerja, yang berdampak pada keterlambatan pembuatan laporan- laporan yang bersangkutan dengan distribusi.
I.2 Identifikasi masalah
Berdasarkan uraian singkat latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi permasalahanya sebagai berikut :
Bagaimana membangun suatu Sistem Informasi Sarana Distribusi Listrik Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber berbasis client server .
I.3 Maksud dan Tujuan
Maksud yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk membangun suatu Sistem Informasi Sarana Distribusi Listrik Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber berbasis client server.
Tujuan yang ingin dicapai adalah :
1.Informasi kondisi teknik sarana distribusi listrik di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber,
2.Mengetahui informasi beban.
I.4 Batasan Masalah
Batasan masalah yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1.Informasi gardu,
2.Informasi tiang,
3.Informasi Beban listrik.
I.5 Metode Penelitian
I.5.1 Metoda Pengumpulan Data
Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan yang dilakukan dengan wawancara langsung dengan pihak PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber,
b. Studi kepustakaan
Mencari buku- buku dan literatur yang mendapat mendukung dalam penyelesaian pembuatan program aplikasi ini.
c. Studi lapangan
Suatu metode dengan cara mengamati dan mengambil data secara langsung untuk mendapatkan keterangan-keterangan yang jelas dan baik dari persoalan yang ada.
I.5.2 Metodologi Pengembangan Sistem
Metodologi pengembangan sistem perangkat lunak menggunakan metodologi waterfall, yaitu sebagai berikut:
1.System Engineering (Rekayasa Sistem)
Merupakan tahap awal dalam pembangunan perangkat lunak, yang dimulai dengan menetapkan segala hal yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak. Pada tahap ini dilakukan pendekatan rekayasa informasi, rekayasa produk dan rekayasa kebutuhan. Rekayasa sistem membantu menterjemahkan kebutuhan user ke dalam sebuah model sistem yang menggunakan satu atau lebih komponen sistem tersebut.
2.Analysis (Analisis)
Analisis merupakan tahap analisa terhadap hal-hal yang diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak yang terdiri dari :
a.Analisis deskripsi objek data melalui kamus data (Data Dictionary) dan Entity Relationship Diagram (ER – Diagram),
b.Analisis spesifikasi proses melalui Flow Map, Diagram konteks dan Data Flow Diagram (DFD),
c.Analisis perangkat lunak yang digunakan dalam Sistem Informasi Distribusi Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber,
d.Analisis perangkat keras yang digunakan dalam Sistem Informasi Sarana Distribusi Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber ,
e.Analisis user yang akan menggunakan Sistem Informasi Saran Distribusi Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber.
3.Design (Perancangan)
Perancangan merupakan tahap penerjemahan dari keperluan data atau penggambaran perangkat lunak yang akan dibangun. Pada tahap perancangan ini terdiri:
a.Perancangan data yang mentransformasikan informasi yang dibuat selama analisis ke dalam struktur data yang diperlukan untuk mengimplementasikan perangkat lunak dengan bantuan kamus data (data dictionary) dari aplikasi yang lama,
b.Perancangan arsitektur yang menentukan hubungan di antara elemen-elemen struktur utama dari program dengan bantuan Data Flow Diagram (DFD),
c.Perancangan interface yang menggambarkan bagaimana aplikasi berinteraksi dengan dirinya sendiri, dengan system yang berintegrasi dan dengan user yang menggunakannya dengan bantuan Data Flow Diagram,
4.Coding (Pengkodean)
Pada tahap ini dilakukan proses menerjemahkan dari keperluan data atau pemecahan masalah yang telah dirancang kedalam bahasa pemograman komputer. Pada pembuatan aplikasi Sistem Informasi Sarana Distribusi Listrik Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber ini proses coding menggunakan
a.Visual Basic 6.0 untuk membuat interface
b.Microsoft SQL Server 2000 sebagai DBMS
c.Crystal Report 8.5 untuk pembuatan laporannya.
5.Testing (Pengujian)
Setelah program selesai dibuat, maka tahap berikutnya adalah uji coba terhadap program tersebut. Pada Sistem Informasi Sarana Distribusi Listrik Di PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Cirebon UPJ Sumber ini pengujiannya menggunakan:
a.Metode black-box
Pada metoda black-box pengujian dilakukan dengan cara Memasukan input dan diproses oleh software dan menghasilkan output yang sesuai.
b.Metode white-box
Pada Metode white-box Pengujian dilakukan bila pada mode black-box mengalami lambat/eror, maka perlu dilakukan pemeriksaaan menggunakan metode white-box dengan cara memeriksa prosedure yang mengalami eror
6.Maintenance (Pemeliharaan)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dimana perangkat lunak yang sudah selesai dan dapat mengalami perubahan-perubahan atau penambahan-penambahan sesuai dengan user. Tahap ini tidak dilakukan mengingat penelitian ini dilakukan untuk Tugas Akhir dan dikerjakan dalam waktu terbatas.
Dari semua tahap pada metode waterfall diatas, dalam penelitian untuk Tugas Akhir ini penulis hanya memakai lima tahap yang ada saja yang dipakai adalah system engineering, analisis, design, coding, testing.
.
BAB.3
b. Hardware yang digunakan pada sistem pengembangan teknologi di PT.PLN(Persero) medan.
Adapun hardware yang digunakan oleh PLN adalah sebagai berikut:
1) 30 unit komputer dengan spesifikasi :
a) Processor : Pentium 4 @2.4 GHz
b) RAM : DDRAM 512 MB
c) Hard Disk : Seagate, 80 GB
d) VGA : Onboard
e) NIC : Onboard
f) Monitor : Samsung SyncMaster 551v
g) CD Drive : 52x
2) 7 buah printer dengan spesifikasi :
a) Canon i255
b). Cannon 1800
Gambar 3.1 : Infrastruktur Hardware dengan Deployment Diagram
[contoh-contoh hardware yang digunakan di PLN (Persero) Sumatera utara Wilayah II sebagai berikut:
a. c.
a.) c.)
b.) CPU d) processor
2.2 SOFTWARE
contoh-contoh Software yang digunakan di PLN (Persero) Sumatera utara Wilayah II sebagai berikut:
a.) sotware windows
b.sotware anti virus c.) sotware anti virus kipersky
Software adalah Perangkat lunak atau piranti lunak adalah program komputer yang berfungsi sebagai sarana interaksi antara pengguna dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat juga dikatakan sebagai ‘penterjemah’ perintah-perintah yang dijalankan pengguna komputer untuk diteruskan ke atau diproses oleh perangkat keras. Perangkat lunak ini dibagi menjadi 3 tingkatan: tingkatan program aplikasi (application program misalnya Microsoft Office), tingkatan sistem operasi (operating system misalnya Microsoft Windows), dan tingkatan bahasa pemrograman (yang dibagi lagi atas bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti Pascal dan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa rakitan).
Yang ditampilkan sebagai berikut dalam computer kita di rumah
Fungsi-fungsi software tersebut adalah
1.avg
AVG Merupakan sebuah software yang diciptakan sebagai anti virus di dalam computer kita di rumah atau dimana saja.
2.Kapersky
Adalah software yang hampir sama fungsinya dengan VAG sebagai anti virus di computer yang dibuat oleh para foundernya dengan kecanggihan masing-masing software.
Kapersky digunakan di PT.PLN Sumut Wilayah II jl.yossudarso mulai tahun 2005 kapersky kurang handal dalam penanganan virus pihak program telekomunikasi di bagian staf IT di PLN menggantinya dengan AVG sejak tahun 2007
3.software windows
windows memiliki 2 pengertian:
Yang pertama itu tulisannya “window” atau “windows”, ini berarti layar tempat anda dapat mengetik, membrowse situs, dll.. Jadi misal ketika anda membuka “Internet Explorer” anda membuka “window Internet Explorer”, ciri2 utama “window” di OS MS Windows itu memiliki 3 icon di atas kanan yaitu minimize, maximize or restore, dan close.
Yang kedua itu tulisannya “Windows” tulisan seperti ini, sudah pasti orang connect ke software Operating System (OS) buatan Microsoft corporation.
MS Windows muncul pertama kali pada tahun 1992 dengan nama Windows 3.1. Namun Microsoft sendiri berdiri tahun 1975 yang didirikan oleh Bill Gates dan Paul Allen. 5 tahun setelah didirikan Microsoft mengeluarkan OS pertama bagi IBM bernama MS DOS. Namun MS DOS bukanlah buatan Bill Gates.
MS Windows 3.1 bukanlah OS dengan GUI pertama yang di release.. yang pertama adalah Mac OS. Saat ini, Windows sudah sangat berkembang dan produk terbarunya adalah MS Windows Vista.
PT.PLN (Persero) menggunakan windows sudah lama dari pertama pembnagunan PLN yang didirikan di belawan sampai pembangunan kantor pusat di glugur jl .yosudarso pada tahun 1967
Pada waktu itu pengembangan software ini belum begitu maju dan digunakan banyak oleh pihak kantor dalam mengerjakan dokumen-dokumen penting kantor pln.maka pada tahun awal 1980 mulailah dikenalkan windows dan disukai oleh para pegawai dan dijadikan sebagai alat kantor dan penyimpanan data penting perusahaan PT.PLN (PERSERO).
Status software yang terdiri dari avg,kapersky dan windows adalah legal dan diperoleh dengan ijin dari pemerintah bidang iptek dan telekominikasi di Indonesia.Dan sotware yang digunakan adalah bagus dan terdaftar.
Hardware yang berhubungan dengan server dan PC Di pembangkit Belawan”Gardu Induk”
1. Linux OS
Sistem operasi berbasis Linux merupakan pilihan terbaik saat ini untuk kebutuhan router/server jaringan. Dipandang dari sudut stabilitas, bebas serangan virus, bebas ketergantungan terhadap vendor hardware, dan paling utama adalah umumnya lisenci gratis terhadap penggunanya. Biaya yang dikeluarkan hanya sebagai tarif jasa instalasi kepada teknisi atau administrator jaringan.
2. Proxy Server
Pada dasarnya setiap kali pengguna jaringan mengetikkan sebuah alamat situs, maka web broser yang digunakannya akan menampilkan content web yang dituju langsung dari internet dalam waktu sekian detik. Begitu pula dengan komputer lain dalam jaringan yang sama. Tetapi dengan adanya komputer yang bertugas sebagai proxy, maka hal ini kecepatan re-load halaman web yang sama akan dapat dipangkas hingga 80% dari waktu kunjungan pertama kali. Hal ini disebabkan apabila proxy server menerima request dari pengguna, maka server akan mencarikannya terlebih dahulu pada “stok” kunjungan sebelumnya dan langsung menampilkannya pada halaman broser pengguna, tanpa harus reload dari internet. Sebagai contoh, pada kunjungan pertama kali ke alamat http://www.vaksin.com waktu yang diperlukan untuk menampilkan seluruh halamannya adalah > 12 detik. Tetapi pada kunjungan berikutnya, baik dari komputer manapun di dalam jaringan maka waktu yang diperlukan untuk menampilkan seluruh halaman http://www.vaksin.com hanya < 3 detik. Dengan system seperti ini tentu saja akan menghemat waktu dan bandwidth/arus data ke internet akan lebih efisien.
3. Bandwidth Management
Masalah dalam setiap jaringan yang terhubung ke internet adalah adanya kencederungan pengguna yang “rakus” terhadap arus data/bandwidth dengan menggunakan software atau trik tertentu. Pengaturan bandwidth sangat diperlukan saat ini untuk mencegah monopoli salah satu atau beberapa pengguna terhadap traffic ke internet yang berakibat koneksi akan terasa lambat bagi pengguna lain. Pada umumnya administrator jaringan pun sedikit kaku dalam pengaturan bandwitdh, terbukti dengan limit yang diberikan benar-benar berlaku untuk brosing dan download. Padahal lebih bijaksana apabila traffic download saja yang di batasi, bukan traffic brosing. Kami telah menemukan cara untuk membebaskan traffic brosing dan hanya membatasi traffic download bahkan hanya untuk beberapa ekstensi file. Misal apabila pengguna komputer dalam jaringan mendownload file video berekstensi .mpg, maka server akan langsung membatasi kecepatannya hingga beberapa kbps (sesuai keperluan), tetapi apabila pengguna tersebut mendownload file dokumen berekstensi .doc/.xls/.ppt/.pdf, maka server akan membebaskannya dan mendapat kecepatan penuh selama proses hingga selesai.
4. Sites Filtering
Server akan menyaring situs mana saja yang boleh diakses dan yang tidak, seperti situs porno. Metode pemblokiran pun dapat dipilih mulai dari memblokir akses ke langsung alamat situs, hingga memblokir kandungan situs menggunakan kata kunci pencarian. Contoh blokir alamat situs: http://www.pornhub.com, maka begitu pengguna mengetikkan alamat tersebut maka server akan menampilkan warningnya di halaman web pengguna. Contoh blokir kata kunci: “porn”, begitu pengguna mengetikkan kata “porn” pada mesin pencari (Google dll), maka server akan menampilkan warningnya pada halaman web pengguna. Isi warning dapat diubah sedemikian rupa, baik berupa anjuran maupun peringatan keras.
5. Offline Web
Website Offline sangat bermanfaat dalam memberikan informasi kepada seluruh pengguna di dalam sebuah jarigan. Mulai dari pengumuman, petunjuk, hingga laporan-laporan yang berhubungan secara umum. Terlebih lagi apabila ditambahkan dengan “shortcut” atau jalan pintas menuju ke banyak web, yang tentu saja akan mengefisienkan waktu tanpa harus mengetikkan sebuah alamat web yang panjang dan menghindari kesalahan pengetikan alamat. Dikarenakan website ini offline, maka hanya dapat diakses pengguna dalam jaringan, dan tidak perlu membayar hosting atau register domain ke pihak manapun.
6. Hardware Minimal
Pada dasarnya kebutuhan hardware untuk PC Router/Server jaringan ini sangat minimal tanpa harus menggunakan spesifikasi yang besar. Dengan processor minimum Pentium 3/setara dan seterusnya, hardisk 10 GB, RAM 256, 2 PCI LanCard, ekstra kipas pada hardisk dan casing, tanpa harus tersedia layar monitor, mouse dan keyboard.
BAGIAN SISTEM KEAMANAN JARINGAN DISTRIBUSI
Pengamanan Sistem jaringan computer jaringan distribusi di gardu induk belawan
Dalam beberapa tahun terakhir ini computer jaringan mulai mendapat perhatian besar di Indonesia. Bahkan sudah ada beberapa implementasi dari Pemerintah. Namun masih ada kendala dalam pengembangan system tersebut pada perusahaan dan masyarakat yang usil yang suka membobol system keamanan di PLN cabang belawan ini yaitu adanya masalah keamanan (security).
Masalah utama yang dihadapi adalah belum adanya pemahaman (awareness) akan masalah keamanan. Memang dapat dimengerti bahwa penerapan system sekuritas yang berlebihan dianggap rancu oleh sebahagian masyarakat di Indonesia ini masih pada tahap awal sehingga fokus utamanya bukan pada masalah keamanan akan tetapi pada adanya dahulu. Tanpa penerapan sistem pengamanan pada sistem e-government, masalah akan timbul di kemudian hari.
Aspek Keamanan
Secara teori ada beberapa aspek keamanan, yaitu:
• Confidentiality (kerahasiaaan) & privacy
• Integrity (integritas)
• Availability (ketersediaan)
Ketiga aspek tersebut sering disingkat dengan istilah “CIA”, yaitu diambil dari huruf depan dari masing-masing aspek tersebut. Sistem pengamanan bertujuan untuk memberikan layanan terhadap aspek-aspek tersebut. Prioritas dari aspek tersebut dapat berbeda dari satu sistem ke sistem lainnya. Untuk sistem keamanan pada jaringan ini , prioritasnya adalah (1) integritas, (2) kerahasiaan, (3) ketersediaan..
Integritas Data
Aspek integrity (integritas) terkait dengan keutuhan data. Aspek ini menjamin bahwa data tidak boleh diubah (tampered, altered, modifed) tanpa ijin dari yang berhak. Acaman terhadap aspek integritas dilakukan dengan melalui penerobosan akses, pemalsuan (spoofing), virus yang mengubah atau menghapus data, dan man in the middle attack (yaitu penyerangan dengan memasukkan diri di tengah-tengah pengiriman data). Proteksi terhadap serangan ini dapat dilakukan dengan menggunakan digital signature, digital certificate, message authentication code, hash function, dan checksum. Pada prinsipnya mekanisme proteksi tersebut membuat kode sehingga perubahan satu bit pun akan mengubah kode.
Contoh permasalahan integritas dapat dilihat pada sistem distribusi yang terganggu 2004 kemarin, dimana pada awal proses penyaluran arus listrik masih lancar dahulu,tapi sekarang pada awal tahun 2007 banyak terdapat gangguan jaringan distribusi di gardu induk PLN cab belawan. . Hal ini menimbulkan keraguan atas integritas dari data yang berada di dalamnya.
Sistem distribusi harus dapat menjamin bahwa data yang dimilikinya hanya boleh diubah oleh orang yang berhak. Masalah utama yang dihadapi di lapangan adalah ketidak-jelasan siapa yang berhak mengubah (memperbaharui, merevisi) data-data terkait pada jaringan distribusi. Sistem Distribusi yang ada saat ini umumnya belum memiliki dokumen kebijakan yang terkait dengan masalah keamanan (security policy).
Permasalahan lain yang terkait dengan integritas data adalah masalah kualitas data. Sudah menjadi rahasia umum bahwa kualitas data yang ada pada sistem Distribusi di Indonesia terutama mencakup wilayah sumatera utara ini sangat diragukan. Data bukan yang terbaru dan tidak akurat. Jika data yang masuk memiliki kualitas “sampah” maka data yang keluar dari proses sistem ini juga akan memiliki kualitas “sampah”, sesuai dengan peribahasa “garbage in, garbage out”.
Kualitas dan keakuratan data menjadi sangat penting ketika ada beberapa sistem yang harus saling bertukar data, misalnya sistem Distribusi dari satu propinsi dengan propinsi lainnya. Kemungkinan besar akan terjadi ketidak-cocokan antar sistem dikarenakan data yang berbeda. Data siapa yang paling benar?
Masalah kualitas data ini sangat pelik di Indonesia karena kultur kita yang kurang menghargai data dan dokumentasi. Perlu waktu dan ketekunan untuk mengubah kultur ini.
Untuk meningkatkan integritas dan kualitas data, perlu dilakukan sebuah upaya untuk melakukan verifikasi secara berkala. Di Australia yang say abaca dari sebuah situs ada sebuah inisiatif untuk melakukan “national document verification system”. Tujuan mereka memang sedikit berbeda, yaitu untuk menghindari pencurian identitas (identity theft) dalam welfare fraud. Ditakutkan seorang yang jahat mengambil identitas orang lain untuk mendapatkan dana sosial.
Kerahasiaan Data
Confidentiality & privacy terkait dengan kerahasiaan data atau informasi. Pada sistem Distribusi jaringan aliran arus listrik dari gardu induk cabang belawan, kerahasiaan data-data pribadi (privacy) sangat penting. Hal ini kurang mendapat perhatian di sistem Distribusi pusat yang sudah ada.
Bayangkan jika data pribadi anda, misalnya data KTP atau kartu keluarga, dapat diakses secara online. Maka setiap orang dapat melihat tempat dan tanggal lahir anda, alamat anda, dan data lainnya. Data ini dapat digunakan untuk melakukan penipuan dan pembobolan dengan mengaku-aku sebagai anda (atau keluarga anda).
Bayangkan pula jika data SAMSAT, pajak, dan sistem e-government lainnya bocor. Dapat dibayangkan betapa besar potensi kejahatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan data ini.
Masalah kerahasiaan data ini menjadi fokus perhatian di dunia.
Canada’s auditor general Shiela Fraser has released a report warning that “significant weaknesses” in government computer system puts citizens’ personal information at risk to identity theft, potentially eroding public confidence in government. (IEEE Security & Privacy, vol. 3, no. 2, March/April 2005)
Ancaman atau serangan terhadap kerahasiaan data ini dapat dilakukan dengan menggunakan penerobosan akses, penyadapan data (sniffer, key logger), social engineering (yaitu dengan menipu), dan melalui kebijakan yang tidak jelas (tidak ada).
Untuk itu kerahasiaan data ini perlu mendapat perhatian yang besar dalam implementasi sistem Distribusi a;iran arus listrik pada perusahaan PLN sumatera utara bagian pembangkit “gardu induk belawan. Proteksi terhadap data ini dapat dilakukan dengan menggunakan firewall (untuk membatasi akses), segmentasi jaringan (juga untuk membatasi akses), enkripsi (untuk menyandikan data sehingga tidak mudah disadap), serta kebijakan yang jelas mengenai kerahasiaan data tersebut.
Pengujian terhadap kerahasian data ini biasanya dilakukan secara berkala dengan berbagai metoda. Salah satu contohnya adalah dengan melakukan penetration testing.
Ketersediaan Data
Suatu sistem distribusi menjadi tidak bermanfaat manakala dia tidak tersedia ketika dibutuhkan. Hal ini lebih penting lagi ketika kita sudah mengandalkan sistem distribusi yang tidak efisien.
Ketidak-tersediaan data dapat terjadi karena serangan yang dilakukan oleh manusia (dengan serangan yang disebut Denial of Service – DoS attack), atau dapat terjadi karena bencana alam. Berita dari Denver Post (Amerika) berikut merupakan sebuah contoh terhentinya layanan SIM karena sistem mereka terkena serangan virus.
State driver’s licenses and identification cards won’t be issued again today, inconveniencing thousands of Coloradans for a second straight day. An unidentified computer virus forced the Colorado Department of Revenue to close the system at 2:30 p.m. Friday, and it hasn’t been up since, said Diane Reimer, a spokeswoman for the department’s Motor Vehicle Business Group.
“Somebody felt there wasn’t something quite right,” she said. “We want to make sure that we are doing everything that we should be doing to keep it secure.“ No personal data is believed to have been lost, Reimer said. A team of staffers has been working since Friday to fix the problem. Reimer said she was optimistic that license and ID card issuance would resume Wednesday.
Customers have been sympathetic, she said.
“People understand that we are living in a computer world,” Reimer said. The problem could affect more than 10,000 Coloradans if it persists through today. The virus has not affected other government agencies, and written and driving tests are still being administered, Reimer said.
Contoh lain dari hilangnya aspek availability adalah serangan terhadap World Trade Center (9-11). Banyak perusahaan yang beranggapan bahwa gedung WTC termasuk yang aman di dunia ini sehingga mereka lalai untuk membuat backup di tempat lain. Ketika gedung tersebut hancur, maka hancur juga bisnis yang bermarkas di gedung tersebut. Seharusnya mereka membuat backup data di tempat lain.
Di Indonesia sendiri tragedi tsunami yang menghantam Aceh dapat menjadi contoh betapa pentingnya ketersediaan data. Data dari kantor pemerintahan di sana, termasuk juga data dari berbagai perusahaan, hilang disapu badai tsunami. Data kepemilikan tanah, sertifikat tanah, surat-surat penting yang digadaikan, bahkan data perbankan hilang. Bagaimana membuktikan hal ini semua? Akan timbul banyak masalah di kemudian hari. Untuk itu, di kemudian hari harus ada peraturan yang mengharuskan adanya backup data secara elektronik yang diletakkan di tempat lain.
Untuk menghadapi masalah yang dapat timbul karena ketidak-tersediaan layanan atau data perlu dilakukan kajian terhadap kepentingan dari sistem. Hal ini dilakukan dengan membuat Risk Analysis dan Business Impact Analysis. Biasanya ini menjadi bagian dari proses Business Continuity Management (BCM). Sayangnya hal ini hanya mendapat perhatian dari lingkungan bisnis dan belum mendapat perhatian dari sistem distribusi pusat terhadap system keamanan distribusi yang aman dan lancer tanpa ada masalah dari pihak terkait dalam pengerjaan dan pengidentifikasian data yang salah. Mungkin ini disebabkan belum adanya ketergantungan kita kepada sistem distribusi yang kokret dan canggih dan terkonsep. Manakala kita sudah mulai bergantung kepada sistem distribusi luar negeri tetap saja tidak bias mencapai tujuan yang pasti terhadap system keamanan di gardu induk PLN belawan, maka kegiatan .
BAB.5
APLIKASI DATABASE UNTUK PEMROGRAMAN PLN SUMUT UNTUK LAYANAN PEMBAYARAN DAN TAGIHAN REKENING SETIAP BULAN
Sumber: josia sormin(programer P.PLN (Persero)
9.2. Peralatan :
• PABX
• 2 pesawat Telepon
• 1 PC dilengkapi dengan Dialogic Card (D/41JCT-LS atau D/4PCI-U)
9.3. Teori :
9.3.1. Menyiapkan Aplikasi Data Base
Aplikasi data base diperlukan jika Layanan sistim informasi menggunakan jenis data inventory, yaitu data yang memerlukan inventarisasi, seperti data Pelanggan, data Jenis Barang, data Nilai Mahasiswa dan sebagainya. Data base yang digunakan dalam sistim Layanan ini adalah Data base Microsoft Access. Tidak menutup kemungkinan menggunakan jenis data base yang lain, selama data base tersebut dapat di-akses dari program C yang disediakan oleh Dialogic.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk menyiapkan aplikasi data base adalah :
1. Membuat Tabel
2. Membuka ODBC untuk koneksi Database dengan C++
3. Mengaktifkan ADODC dan ADO Data Grid
4. Me-run database melalui aplikasi C++
Percobaan 9. 83
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
1. Membuat Tabel
Buka Microsoft Access, pilih File New blank Database Create Table in Design view. Isi nama field dan tipe masing-masing field. Simpan dengan nama tertentu (tanpa Primary key).
Gambar 9.1. Tampilan field untuk Tabel pada Microsoft Access
Buka file Tabel yang sudah dibuat tadi. Isi masing-masing field dengan informasi yang diperlukan.
Gambar 9.2. Isi Masing-masing Field
Keluar dari Tabel
Percobaan 9. 84
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
2. Membuka ODBC (Open Database Connectivity)
ODBC adalah standarisasi yang diperlukan jika kita ingin mengakses database melalui aplikasi tertentu. ODBC membangun semacam layer tengah antara program aplikasi dan Database Management System (DBMS).
Cara mengaktifkan ODBC pada Windows adalah sebagai berikut :
Control Panel Administrative Tools Data Source (ODBC)
Pada Data Source System DSN Add Driver do Microsoft Access Finish
Gambar 9.3. Tampilan ODBC
Pada ODBC Microsoft Access Setup :
Data Source Name : …… (beri nama file untuk menghubungkan Database Access dengan C++).
Description : ……(bisa diberi nama yang sama dengan di atas).
Pilih Select cari directory dimana database Access 97 disimpan. Ok.
Keluar dari ODBC.
Percobaan 9. 85
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
3. Mengaktifkan ADODC dan ADO Data Grid
ADODC (ActiveX Database Object Data Control) adalah tool untuk mengontrol data dari sebuah database melalui program aplikasi (seperti Visual C++, Visual basic). Dengan tool ADODC ini data yang sudah ditulis pada Tabel Access dapat diambil atau diedit melalui program aplikasi tersebut.
ADO Data Grid adalah tool untuk mendisplay kan data dari database access ke dalam display program aplikasi, sehingga melalui program aplikasi user dapat melihat isi field-field dari database yang diakses.
Langkah-langkah untuk mengaktifkan ADODC dan ADO Data Grid :
a. Buka Visual C++ , buat Proyek baru.
File New MFC AppWizard (exe) beri nama file (untuk proyek) buka Dialog Box .
b. Menambah Microsoft ADO Data Control version 6.0 (OLEDB).
Project Add to Project Component & Control pilih : folder Registered ActiveX Control Microsoft ADO Data Control version 6.0 (OLEDB) Insert Ok.
Akan muncul komponen baru pada kotak Dialog (warna hijau).
c. Menambah Microsoft Data Grid Control version 6.0 (OLEDB).
Project Add to Project Component & Control pilih : folder Registered ActiveX Control Microsoft ADO Data Control version 6.0 (OLEDB) Insert Ok.
Akan muncul komponen baru pada kotak Dialog (warna merah).
Tutup Component and Control Gallery.
Percobaan 9. 86
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Gambar 9.4. Component and Control Gallery
d. Mengatur Property ADODC
Kembali ke Dialog Box.
Drag komponen hijau (ADO Data Control) ke Dialog Box klik kanan object : Properties Control Use ODBC Data Source Name : … (pilih nama database source yang sudah dibuat dengan ODBC).
Properties record Sources Command Type : 2-adcmdTable (jenis pekerjaan yang akan dikoneksikan berbentuk Tabel) Table or Stored Procedure Name : …(pilih nama Tabel yang akan dikoneksikan).
Tool ADODC
Tool ADO Datagrid
Gambar 9.5. Tampilan Tool ADO DC dan ADO Datagrid pada Dialog Box
Percobaan 9. 87
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Seluruh property yang sudah di set untuk ADO DC akan ditampilkan di menu All pada Properties ADODC.
e. Mengatur Property ADO Datagrid
Kembali ke Dialog Box.
Drag komponen merah (ADO Datagrid) ke Dialog Box klik kanan object : Properties All Pilih Data Source : … (pilih nama IDC_ADODC1).
Properties Control centang pada : AllowAddNew dan AllowDelete, sehingga pada Property All diberi nilai True. Fungsi ini digunakan untuk penambahan dan pengurangan pada Datagrid yang ditampilkan di Dialog Box, yang akan menyebabkan terjadinya perubahan pula pada Dabase Access-nya.
Pilih IDC_ADODC1
Jadikan: True
Gambar 9.6. Tampilan Property All untuk pengaturan ADO Datagrid
5. Me-run database melalui aplikasi C++
Setelah seluruh persiapan sudah dilakukan, akan dilakukan eksekusi tombol-tombol yang sudah dibuat pada Dialog Box melalui C++. Tombol-tombol yang sudah dibuat tersebut secara otomatis sudah dibangkitkan program-nya di Project sheet. Langkah-langkah meng-eksekusi program tersebut adalah sebagai berikut :
Pilih Build Rebuild All tunggu beberapa saat sampai proses build selesai. Jika tidak ada kesalahan, lanjutkan dengan eksekusi program :
Build execute namafile.exe. Percobaan 9. 88
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Setelah proses eksekusi selesai, akan ditampilkan isi dari file database ke dalam program C++, seperti ditunjukkan pada Gambar 9.7.
Gambar 9.7. Hasil Eksekusi Isi database pada Dialog Box
9.3.2. Program Query untuk meng-akses database melalui aplikasi C++
Database adalah tempat untuk menyediakan data. Biasanya tersedia bahasa SQL untuk melakukan manipulasi data pada program database itu sendiri (misalkan pada MS Access 2003, MySQL, SQL Server 2000 dsb).
Pada praktikum ini, database MS Access yang digunakan akan dipanggil oleh aplikasi C++, sebagai program utama, untuk diambil data-data yang disimpan dalam database tersebut. Selanjutnya, data yang sudah diambil ini akan dproses dengan C++ untuk keperluan yang diinginkan.
Proses pemanggilan data menggunakan query seperti ditunjukkan pada program di bawah ini :
query=”select Bulan_1 from Pelanggan where No_plg like'”+ nom +”‘”;
m_baris.SetCommandType(1);
m_baris.SetRecordSource(query);
m_baris.Refresh();
m_data.SetRefDataSource(m_baris.GetDSCCursor());
dataa=m_data.GetText();
char *data1;
data1=dataa.GetBuffer(255);
Percobaan 9. 89
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Proses query di atas menyatakan, dilakukan seleksi pada Kolom Bulan_1 dari Tabel Pelanggan, dimana Kolom No_plg nya bernilai sama dengan nilai ‘nom’. Nilai nom adalah nilai yang diinputkan. Sedangkan variabel m_baris adalah member variabel dari IDC ADODC1 yang ditambahkan melalui Class Wizard. Demikian pula m_data merupakan member variabel yang ditambahkan pada Class Wizard dari DataGrid. Kedua nama ini boleh dibuat bebas.
Jenis data yang diambil tersebut berupa karakter (char). Jika ingin diubah ke integer, cukup ditambahkan syntax atoi (nama var yang akan diubah).
9.3.3. Membuat Aplikasi Layanan Informasi
Aplikasi ini merupakan aplikasi lanjutan dari tiga jenis aplikasi yang sudah dibahas, yaitu Kenal Digit, Play dan aplikasi Database. Untuk membuat aplikasi ini perlu dijelaskan gambaran proyek yang akan dibuat.
Akan dibuat sebuah sistim layanan Tagihan PLN untuk pelanggan Rumah. Aplikasi ini berisi jumlah tagihan pelanggan setiap bulan selama 3 bulan terakhir.
– Field-field yang disiapkan untuk database adalah :
1. Nomor pelanggan (number 4 digit)
2. Nama pelanggan (text 25)
3. Bulan_1, Bulan_2 dan Bulan_3 (number 6 digit)
Percobaan 9. 90
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
– Sedangkan jenis file wav yang akan dibunyikan adalah seperti pada Tabel 9.1
Tabel 9.1. Tabel Isi file wav
Nama fileKalimatwelcome.wavSelamat datang dalam layanan Informasi Tagihan PLN Wilayah Surabayainput.wavMasukkan empat digit nomor pelanggankonfirmasi.wavNomor pelanggan anda adalahpilihan.wavTekan satu untuk bulan kesatu, tekan dua untuk bulan kedua, tekan tiga untuk bulan ketiga, tekan pagar untuk kembali ke menu pilihan, tekan bintang untuk keluarsatu.wavsatudua.wavduatiga.wavtigaempat.wavempatribu.wavribulimapuluhribu.wavlima puluh ribuenampuluhribu.wavenam puluh ributujuhpuluhlimaribu.wavtujuh puluh lima ribusembilanpuluhribu.wavsembilan puluh ribuseratusribu.wavseratus ribuseratusduapuluhribu.wavseratus dua puluh riburupiah.wavrupiahbulan1.wavTagihan anda bulan ke satu adalahbulan2.wavTagihan anda bulan ke dua adalahbulan3.wavTagihan anda bulan ke tiga adalahkeluar.wavTerima kasih telah menggunakan sistim layanan ini. Untuk pengaduan silakan hubungi lima sembilan empat tiga tiga empat empat.
Diagram Alir cara pengaksesan Sistim Layanan Informasi PLN ditunjukkan pada gambar 9.8.
Percobaan 9. 91
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Tekan nomor.server
Connect
Y
N
‘1’
Tagihan bulan ke-1
‘2’
‘3’
Tagihan bulan ke-2
Tagihan bulan ke-3
‘ #’
‘*’’
Y
Y
Y
N
N
N
Pilihan Bulan
1 Bulan ke-1
2 Bulan ke-2
3 Bulan ke-3
# Kembali ke pilihan bulan
* Keluar
N
Y
4 digit nomor pelanggan
STOP
START
Gambar 9.8. Diagram Alir cara pengaksesan Sistim Layanan Informasi PLN
Diagram Alir membunyikan masing-masing file wav ditunjukkan pada Gambar 9.9.
Percobaan 9. 92
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
Tekan nomor.server
Connect
Y
N
‘1’
Bulan1.wav
‘2’
‘3’
‘ #’
Bulan2.wav
‘*’’
N
Y
N
N
Y
Bulan3.wav
N
Y
Y
Keluar.wav
STOP
pilihan.wav
input.wav
welcome.wav
START
Gambar 9.9. Diagram Alir membunyikan masing-masing file wav
Percobaan 9. 93
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
9.4. Prosedur Percobaan :
1. Siapkan file-file wav yang akan digunakan, dengan cara merekam melalui SAMPLE PROGRAM atau menggunakan software AUDACITY (penjelasan tersendiri). Isi dari file wav seperti pada Tabel 9.1.
2. Siapkan Tabel menggunakan MS-Access seperti pada Gambar 9.10. Namai : Pelanggan
Gambar 9.10. Pembuatan Field-field
3. Isilah masing-masing field dengan record seperti ditunjukkan pada Gambar 9.11.
Gambar 9.11. Pengisian Record di masing-masing Field
4. Aktifkan ODBC, isi data Source Name (nama yang digunakan sebagai penghubung Database dan C++). Pilih Select, cari directory dimana Tabel Pelanggan tadi disimpan Ok. Keluar dari ODBC.
5. Buka C++, buat Project baru untuk Sistim Layanan ini (caranya seperti pada Percobaan sebelumnya).
6. Tambahkan fungsi ADODC dan ADO DataGrid (seperti dijelaskan pada sub bab 9.3.1).
7. Tambahkan fungsi PlaySuara dan GetDigit.
Percobaan 9. 94
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
8. Buat Main Program dengan mengaktifkan Tombol yang sudah dibuat. Main Program ditunjukkan pada gambar 9.12.
9. Jalankan program sampai tidak ada error yang didapat.
10. Panggil nomor server, dan tekan digit pilihan sesuai perintah yang anda dengarkan.
void CPLN4Dlg::OnTbl()
{
// TODO: Add your control notification handler code here
CString nomi;
int chdev;
char dig[10],nomor[5];
//Open channel//
if((chdev = dx_open(“dxxxB1C1”,NULL))==-1) {
MessageBox(“Error open channel”);
exit(1);
}
//Set on hook//
if(dx_sethook(chdev,DX_ONHOOK,EV_SYNC)==-1){
MessageBox(“Error on hook”);
exit(1);
}
//Wait ring tone//
if(dx_wtring(chdev,2,DX_OFFHOOK,-1)==-1){
MessageBox(“Error off hook”);
exit(1);
}
Suara(chdev,”welcome.wav”);
digit:
Suara(chdev,”input.wav”);
nomor[0]=GoDigit(chdev,dig,1);
nomor[1]=GoDigit(chdev,dig,1);
nomor[2]=GoDigit(chdev,dig,1);
nomor[3]=GoDigit(chdev,dig,1);
nomor[4]=”;
nomi=nomor;
//MessageBox(nomi);
Suara(chdev,”konfirmasi.wav”);
if(nomor[0]==’2′)
{
Suara(chdev,”dua.wav”);
Suara(chdev,”ribu.wav”);
if(nomor[3]==’1′)
Suara(chdev,”satu.wav”);
else if(nomor[3]==’2′)
Suara(chdev,”dua.wav”);
else if(nomor[3]==’3′)
Suara(chdev,”tiga.wav”);
else if(nomor[3]==’4′)
Suara(chdev,”empat.wav”);
} Percobaan 9. 95
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
else
goto digit;
pilih(nomi);
}
void CPLN4Dlg::pilih(CString nom)
{
CString query1,dataa;
char dig[10],bulan[2];
int chdev,dat1;
if((chdev = dx_open(“dxxxB1C1”,NULL))==-1) {
MessageBox(“Error open channel”);
exit(1);
}
awal:
Suara(chdev,”pilihan.wav”);
bulan[0]=GoDigit(chdev,dig,1);
bulan[1]=”;
if (bulan[0]==’1’)
{
Suara(chdev,”bulan1.wav”);
query1=”select Bulan_1 from Pelanggan where No_plg like'”+ nom +”‘”;
m_baris.SetCommandType(1);
m_baris.SetRecordSource(query1);
m_baris.Refresh();
m_data.SetRefDataSource(m_baris.GetDSCCursor());
dataa=m_data.GetText();
char *data1;
data1=dataa.GetBuffer(255);
dat1=atoi(data1);
if(dat1==50000)
{
Suara(chdev,”50ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==60000)
{
Suara(chdev,”60ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==75000)
{
Suara(chdev,”75ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==90000)
{
Suara(chdev,”90ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==100000)
{
Suara(chdev,”100ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
} Percobaan 9. 96
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
else if(dat1==120000)
{
Suara(chdev,”120ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
goto awal;
}
else if(bulan[0]==’2’)
{
Suara(chdev,”bulan2.wav”);
query1=”select Bulan_2 from Pelanggan where No_plg like'”+ nom +”‘”;
m_baris.SetCommandType(1);
m_baris.SetRecordSource(query1);
m_baris.Refresh();
m_data.SetRefDataSource(m_baris.GetDSCCursor());
dataa=m_data.GetText();
char *data1;
data1=dataa.GetBuffer(255);
dat1=atoi(data1);
if(dat1==50000)
{
Suara(chdev,”50ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==60000)
{
Suara(chdev,”60ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==75000)
{
Suara(chdev,”75ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==90000)
{
Suara(chdev,”90ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==100000)
{
Suara(chdev,”100ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==120000)
{
Suara(chdev,”120ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
goto awal;
}
else if(bulan[0]==’3’)
{
Suara(chdev,”bulan3.wav”);
query1=”select Bulan_3 from Pelanggan where No_plg like'”+ nom +”‘”;
m_baris.SetCommandType(1);
m_baris.SetRecordSource(query1);
Percobaan 9. 97
Aplikasi Database Pada Pemrograman IVR
m_baris.Refresh();
m_data.SetRefDataSource(m_baris.GetDSCCursor());
dataa=m_data.GetText();
char *data1;
data1=dataa.GetBuffer(255);
dat1=atoi(data1);
if(dat1==50000)
{
Suara(chdev,”50ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==60000)
{
Suara(chdev,”60ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==75000)
{
Suara(chdev,”75ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==90000)
{
Suara(chdev,”90ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==100000)
{
Suara(chdev,”100ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
else if(dat1==120000)
{
Suara(chdev,”120ribu.wav”);
Suara(chdev,”rupiah.wav”);
}
goto awal;
}
else if(bulan[0]==’#’)
goto awal;
else if(bulan[0]==’*’)
goto keluar;
keluar:
Suara(chdev,”keluar.wav”);
}
LAMPIRAN
Beberapa komentar karyawan PT.PLN (Persero) tentang cara kerja system yang teknologi informasi yang ada di PLN sesuai dengan bidang masing-masing pada pekerjaan mereka.
I.PADA BAGIAN DISTRIBUSI
a. soeyanto (supervisor distribusi belawan)
“mengatakan bahwa cara sisitem kerja computer yang telah dikembangkan sejak tahun 1987 ini sudah sangat maju sekali dan boleh dikatakan canggih,sesuai dengan prosedur kerja alat yang digunakan
Pada alat cpu ini misalnya sudah ditambahkan beberapa memori eksternal yang mendukung proses cepatnya pengolahan data pada bagian administrasi distribusi tegasnya.
II.bagian jaringan
Hosea dodi (kepala bagian jaringan computer belawan )
Berkata:”jaringan ini adalah suatu bagian penting dalam penyaluran aliran listrik ke semua pelosok hingga ke desa.dengan bantuan computer yang online dengan system net online computer di sini telah dirancang dengan nonstop untuk dapat memantau wilayah aliran listrik dan masalah aliran yang ada
Alat yang digunakan seperti antena
Tower
PENUTUP
Perkembangan system teknologi informasi pada saat ini sudah sangat tidak dapat dibendung lagi oleh karena itu penggunaan system teknologi informasi pada masa sekarang adalah hal yang biasa kita dengar sehari-hari.begitu juga dalam hal pekerjaan dan pengembangan system kerja yang sangat membnatu manusia dalam keseharianya dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari tidak lepas dari computer.Begitu juga di PT.PLN (Persero) bagian pembangkit gardu induk cabang belawan ,menggunakan system informasi yang canggih dan akurat dengan bantuan dari alat computer yang canggih dan moderen sesuai perkembangan jaman .
Pada penelitian ini kami sangat banyak dapat memperoleh banyak informasi yang bermanfaat ,dan menambah pengetahuan kita.kedepan isi laporan ini dapat bermanfaat bagi yang membutuhakn seputar teknologi computer.Akhir kata kami ucapkan terima kasih bnayak atas dukunganya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.